Terlupakan dalam es
Terlupakan Dalam Es
Dalam kegelapan yang begitu sunyi, aku memberanikan diri berjalan sendiri. Kuhentikan langkahku tepat
di depan ruangan bercahaya. Aku memasuki ruangan penuh rak buku yang tersusun
rapi itu. Kutemukan lagi kesunyian. Aku duduk di dalamnya tepat di depan layar
persegi. Aku menunggu hingga segerombolan makhluk berkaki dua memasuki ruangan.
Selang 15 menit, mereka datang satu-persatu. Dan akhirnya kami berkumpul juga. Lalu
mata kami tertuju pada layar persegi yang cahayanya terpantul dari kotak ajaib.
Beberapa teka-teki harus kami pecahkan di dalam sana.
Kami harus memasukkan seekor jerapa ke dalam sebuah lemari
es. Mustahilkah? Jawabannya tidak. Hanya cukup dengan membuka pintu kulkas dan
jerapa dimasukkan ke dalamnya. Setelah jerapa berhasil masuk, seekor gajah
tiba-tiba datang dan ingin masuk ke kotak persesi panjang. Terpaksa
dikeluarkanlah si jerapah lalu masuklah gajah. Tak lama setelah itu, sang raja
rimba mengadakan konferensi binatang. Akibatnya, hanya gajah yang tidak menghadiri
pertemuan itu. Akhirnya, si gajah tidak mengetahui sedikitpun dari apa yang
telah dibahas dalam konferensi.
Selain gajah, semua menghadiri pertemuan tersebut. Jerapa
pun ikut serta. Tak terkecuali semua buaya yang ada di kali. Hal itu merupakan
sebuah keberuntungan bagi para manusia yang pada waktu yang sama pergi
menjelajahi hutan. Mengapa? Karena mereka ingin menyeberangi kali sedang kali
kosong tanpa buaya. Mereka pun menyeberangi kali tersebut tanpa berpikir
panjang.
Alhasil, semua
manusia berhasil menyeberangi sungai dengan selamat. Hingga konferensi selesai,
gajah masih berada dalam kurungan es. Itu disebabkan tidak ada yang mengingat
si gajah sehingga ia terus menggigil dalam kumpulan. Bahkan, hingga saat ini
belum ada yang mengeluarkan gajah itu.
Komentar
Posting Komentar